PERKEMBANGAN WAKAF DI DESA SEGERAM

Poto : Ilustrasi

Natuna - Kampung tua yang berada di Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ini diyakini masyarakat banyak menyimpan nilai sejarah masa lalu. Bahkan diyakini kampung tua ini pula, dahulunya menjadi Pusat Pemerintahan Melayu pertama di Natuna. Namun hingga sampai saat ini, fakta akurat perjalanan panjang tersebut masih belum terungkap, melainkan sekedar cerita rakyat.

Seorang Wakif yaitu Aki Zurman pernah mewakafkan tanah beliau untuk STAI, nanti kedepannya Insya Allah akan dibuatkan museum sejarah,” ungkap Aprianti, Sekretaris Posko 1 Segeram Kamis 3 Maret 2022.

“Permasalahan tanah awalnya surat tidak bisa dibuat, setelah ketemu pada saat Isra Mi”raj Senin malam, kami mempertanyai hal itu kepada pak camat. Kata beliau (Camat Bunguran Barat-red), kemarin dari Keluruhan Sedanau bisa membuatkan surat hibah untuk jembatan gantung. Jadi kata pak camat Insya Allah dapat, tinggal perundingan sama pak lurah,” terangnya.

Kata Aprianti, orang yang disebutnya Aki Zurman juga mewakafkan sebuah peluru masa penjajahan yang ditemukan di Tanah Segeram. Peluru tersebut rencananya akan diletakkan di museum sejarah.

Menurut sosok perempuan yang juga sebagai Wakil Presiden Mahasiswa DEMA STAI Natuna tersebut, jika museum sejarah itu berhasil dibangun, maka bisa salah satu prospek peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Karena bisa dijadikan destinasi wisata kampung sejarah, karena tidak hanya peluru saja, tetapi masih banyak peninggalan -peninggalan yang telah ditemukan akan diletakkan di museum nantinya.

Aprianti menuturkan, tidak hanya Aki Zurman, orang yang disebutnya H. Umar juga telah mewakafkan tanah. 


Sejak hari Minggu, 27 Februari 2022, ia bersama ketua dan rekan-rekan mahasiswa Posko 1 sudah mulai bergerak membersihkan lokasi tersebut.

Ketua STAI Natuna, H. Umar Natuna, S.Ag, M.Pd.I, membenarkan bahwa saat mahasiswa Posko 1 segera menyelesaikan masalah surat menyurat tanah wakaf. 

Katanya, pengabdian yang dilakukan mahasiswa-mahsiwi kali ini bertemakan “Pengembangan Masyarakat Berbasis Wakaf”.

 Siswa mampu menyelesaikan surat menyurat, agar selain wacana pembangunan meseum sejarah, pengembangan pendidikan berbasis pesantren di Segeram juga bisa ditindaklanjuti oleh pihak STAI Natuna sebagai nazhir wakaf.

“Gerakan wakaf di Segeram adalah bagian pengembangan amal sosial dalam Islam. Sedangkan peruntukan utamanya adalah pengembangan pendidikan berbasiskan pesantren, yakni sunni institut. Rencana sementara terintegrasi dengan SMP satu atap, dan kedepan akan bangun gedung tersendiri di tanah wakaf. Untuk tenaga pengajar akan bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-hikam Depok. Selain itu tanah wakaf akan diperuntukkan membangun museum sejarah Kampung Segeram, agar berbagai peninggalan ada tempat menyimpan atau replikanya,” terangnya, Jum’at 4 Maret 2022.

Menurut Umar, jika kedua wacana itu terwujud, maka kesempatan menikmati pendidikan bagi masyarakat sekitar akan lebih luas, dan berbagai khazanah serta harta peninggalan sejarah akan terpelihara. Bahkan nantinya akan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan ziarah. Sebab di Segeram juga banyak memiliki makam-makam tua.

Hadirnya destinasi wisata kedepan, Umar menilai akan memiliki prospek terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Segeram. Dikarenakan pengunjung yang datang bisa membeli hasil produksi masyarakat seperti belacan, calok, madu dan lain-lain.

Ketua Rukun Warga (RW) 007 Segeram, Heru Diwan Arpas menyebut masyarakat segeram dan Semitih menyambut baik hal itu. Diharapkan anak kedepan-anak di Segeram menjadi lebih baik dan mengenal apapun yang akan diajarkan oleh pihak STAI Natuna.

“Tujuan kami menjadikan Segeram kampung adat di Kabupaten Natuna. Segera dikenal dengan kampung tua, selain peninggalan sejarah, sebagai penunjang kita 

punya masjid tua yang terbuat dari kayu. Jadi segeram bisa menjadi kampung adat dan wisata religi,” pungkasnya.

Lanjut Heru, Segeram sudah memiliki wadah yaitu masjid tua, tinggal bagaimana pihak STAI Natuna mengelolanya menjadi salah satu destinasi wisata.

“Mungkin seperti bangunan tua yang ada di Lingga dan Penyengat, tanpa mengubah bentuk sosok itu. Saat ini masjid tua tersbut masih berdiri kokoh, meski ada sebagian yang sudah rusak. Kita berharap semoga wacana STAI Natuna terealisasi,” tutupnya.


NAMA : RISKA ANANDA

NIMKO : 1215193076

SEMESTER : 6C

Tags: