Lombok Barat Pecahkan Rekor MURI Nasabah Bank Sampah Terbanyak

Giri Menang, Grafikanews.com -- Bertempat di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat, Selasa, (24/8), Pemerintah Privinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersama Bank Negara Indonesia (BNI), dan Otoritas Jasa Keuangan Provinsi NTB melaunching digitalisasi bank sampah melalui gerakan Beriuq To Digital atau bersama-sama menuju digital.

Pada kegiatan ini, Bupati Lombok Barat, bersama pihakn BNI, OJK dan mitra lainnya  menerima apresiasi dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas keberhasilannya melakukan pembukaan rekening nasabah bank sampah terbanyak. 

Gerakan ini melibatkan generasi usia dini dan remaja mulai dari SD, SMP, dan SMA serta sekolah sederajat. Tujuannya untuk membangun kesadaran dan tanggung jawab pelestarian lingkungan hidup yang ramah, sehat, dan harmonis dan sekaligus bernilai ekonomi.

Para pelajar diharapkan menyadari bahwa sampah bisa memiliki nilai ekonomi tinggi. Sementara Bank BNI memfasilitasi mereka dengan teknologi perbank-kan yang dapat diakses dengan mudah. 

Kegiatan ini juga sebagai wujud Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terpilih menjadi pilot project program "Ayo Menabung Dengan Sampah" yang melibatkan lebih dari 48 sekolah yang telah terdaftar sebagai agen BNI 46 dan lebih dari 19.046 pelajar yang telah bergabung sebagai nasabah bank sampah. 

Para pelajar ini akan menerima manfaat atas kemudahan akses perbankan yang telah disediakan oleh BNI.


Bupati Lombok Barat H. Fauzan khalid mengatakan setelah launching akan membentuk tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah.

Fauzan menyebutkan ada dua makna yang substantif pada kata ‘Ijo Nol Dedoro’  yakni kata ijo berarti hijau, banyak pepohonan di Lombok Barat.

“Kita hijaukan Lombok Barat di antaranya melalui pohon pengantin. Yang menikah kita wajibkan menanam dua pohon mempelai laki dan perempuan, melalui peraturan bupati. Namun sekarang karena Covid, tidak terkontrol peraturan bupati (perbub) itu,” katanya.

Selanjutnya nol dedoro katanya merupakan ketiadaan sampah, merupakan gerakan bersama pemda dan masyarakat bagaimana supaya di Lobar tidak ada sampah berserakan.
Kemudian program kejar (rekening pelajar), ini tabungan siswa berbasis sampah. 

“Sekarang baru tercover 48 sekolah di Lombok Barat dengan keterlibatan siswa sebagai agen bank sampah sebanyak 19.046 orang,” sebut Fauzan. 

Dikatakan Fauzan, program ini akan berlanjut ke sekolah-sekolah lainnya di Lombok Barat  termasuk di pondok-pondok pesantren. Sekolah SD, SMP, SMA di Lombok Barat jumlahnya 400-an. Dan untuk di Pondok Pesantren akan dilakukan MoU dengan Kantor Kementerian Agama Lombok Barat.

Selanjutnya terkait sampah Ketua PMI Lombok Barat itu menyebutkan sampah di Lobar kurang lebih sekitar 800 ton perhari.  Yang ditangani baru 200 ton. Jadi seperempatnya yang tertangani sisanya tidak tertangani. 
Namun ia yakin kondisi di Provinsi juga demikian. "Saya yakin di NTB sama," sebutnya.

Jika gerakan Beriuq to Digital ini bisa dikawal maka ia juga yakin bisa 50 persen tertangani. Terlebih lagi ada bantuan pembangunan tempat pembuangan sampah (TPS) dari Menteri Kehutanan yakni di Kecamatan Batulayar dengan kapasitas 10 ton perhari  dan di Kecamatan Lingsar 4 ton perhari. 

Fauzan berharap melalui gerakan dan program Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten penanganan sampah cepat tuntas.

“Namun lebih dari itu persoalan paling inti ada di masyarakat. Maka dibutuhkan usaha lebih keras lagi dari kita bagaimana membudayakan supaya sejak awal pemisahan sampah organik dan non organik dilakukan,” ujarnya.

Ke depan target Fauzan semua pasar di Lobar sudah digital dalam hal para pedagang dan bagi siswa-siwi yang menabung banyak akan diberikan hadiah termasuk sekolahnya akan diberikan stimulus, janjinya.

Sementara Wakil Gubernur NTB Dr. Hj.Sitti Rohmi Djalilah, merasa bahagia menghadiri acara gerakan Beriuq to Digital yang diinisiasi Bank BNI, OJK dan Pemerintah Lombok Barat.

"Saya sangat bahagia menghadiri acara ini, apa yang dilakukan di Lobar ini sejalan dengan apa yang kita perjuangkan di Provinsi NTB yaitu program Zero Waste," katanya.

“NTB itu indah surga yang diberikan oleh Allah. Maka tentunya kalau kita tidak jaga maka kita kufur nikmat. Untuk itu kita harus jaga, yakinkan dan berikan pada anak cucu kita supaya lebih baik lagi,” lanjutnya.

Kembali dikatakannya, program Zero Waste banyak peningkatan yang dilakukan apabila didukung oleh pemerintah kabupaten/kota sejalan respon seperti Lombok Barat. "Lobar ini daerahnya indah jadi beralasan kebersihan itu sangat penting," pujinya.

“Kita ingin sampah tidak menjadi musibah tapi menjadi sumber daya. Namun mengubah pemikiran masyarakat itu tidak mudah. Menggerakkan orang untuk berfikir bahwa sampah itu sumber daya tidak gampang,” akunya. 

"Maka yang bisa kita lakukan bagimana masyarakat merasa bagian dari sampah itu yang menghasilkan sesuatu seperti gerakan Beriuq To Digital yang diluncurkan hari ini," ucapnya.

“Dengan sampah bisa bayar SPP, dari sampah bisa dapat beli emas, dengan sampah kita dapat duit tentunya dengan menjual sampah ke tempat bank sampah,” tambahnya.

Rohmi berharap untuk memperbanyak bank sampah, bank sampah yang berbasis desa. Minimal satu desa satu bank sampah.

“Di NTB bank sampah sudah berjalan sebanyak 458 bank sampah. di antaranya 74 bank sampah ada di Lombok Barat," pungkasnya.

Ronny Venir, Direktur Layanan Dan Jaringan BNI menekankan bahwa program Go Green BNI selalu dilakukan sebagai kesatuan  dari program Smart City  khususnya Smart Environment salah satunya  bank sampah. Program ini diharapkan terus berkembang di semua kantor  wilayah BNI dengan berkolaborasi dengan Pemda, OJK dan mitra bisnis pengolahan sampah serta masyarakat luas khususnya generasi muda.

Acara Beriuq To Digital diharapkan juga dapat menjadi langakah awal bagi Pemda Lombok Barat khususnya dan Pemerintah NTB  pada umumnya dalam menanamkan budaya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mensosialisasikan hikmah ekonomi digital masa kini dan masa yang akan datang serta membudayakam menabung di BNI bagi generasi muda bangsa. (Red)

Tags: