Kedisiplinan Menjadi Faktor Utama Pencegahan Covid-19

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah

GrafikaNews.com – Kedisiplinan merupakan faktor utama dalam hal penanganan Covid-19. Untuk menuju “New Normal” dibutuhkan sinergi dari semua pihak dalam mematuhi protokol Covid-19. Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dalam acara jumpa pers di Posko Gugus Tugas, Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Kamis (4/5/2020).

Wagub mengatakan “New Normal” dapat diterapkan jika indikator angka positif Covid-19 sudah tidak ada dan  juga angka kesembuhan terus meningkat. Selain itu, dibarengi dengan Reproductive Number (RO) atau tingkat penularan, dan Reproductive Efective (RT) atau tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap protokol covid-19 berjalan dengan baik.

Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi ini  menilai, penerapan disiplin mengikuti anjuran protokol Covid-19 dalam kehidupan masyarakat, untuk mencegah penyebaran Covid-19 meluas. Dalam penerapan New Normal diperlukan berbagai persiapan kebutuhan guna mengantisipasi terjadinya gelombang kedua Covid-19.

Dikatakan wagub, ketentuan dalam menerapkan New Normal juga banyak mendapat masukan dari IDI Indonesia, WHO, dan Pemerintah Pusat. Masukan untuk para tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan pendukung kesehatan lainnya juga harus benar-benar siap. 

“Kalau ini semua kita bisa penuhi, maka New Normal itu bisa dilakukan. Untuk saat ini NTB belum siap dalam menerapkan New Normal karena dilihat dari bertambahnya Pasien yang terpapar covid-19,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Prov. NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A mengatakan hingga 3 Juni 2020 jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sebanyak 705 kasus, 388 pasien dalam perawatan, 299 sembuh, 18 meninggal dunia dan 7138 Orang Tanpa Gejala. 


“Dari data kami hingga saat ini jumlah tenaga medis yang terpapar Covid-19 sekitar 152 orang. Tersebar di 10 rumah sakit dan 5 puskesmas yang sudah terpapar. Dokter, Perawatan, Farmasi, Dokter gizi, Petugas administrasi hingga cleaning service di Rumah Sakit, peningkatan yang meroket terjadi pada periode bulan Mei," ungkap dr. Eka.

Dijelaskan dr. Eka, faktor kelelahan dan imunitas nakes yang menurun setelah menjalani ibadah puasa menjadi penyebab nakes terpapar Covid-19. Nakes dalam melepas Alat Pelindung Diri (APD) yang dikenakan disinyalir melewati 28 langkah.

“Kemungkinan bukan dari APD yang bocor, tetapi dari 28 langkah ada yang terlewat sehingga menyebabkan terkontaminasi Covid-19,” ujarnya. (*/Ads)