Jelang Tes Pra Musim MotoGP, Dikes dan RSUD NTB Terapkan Sistem Bubble

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., M.H.

Mataram, Grafikanews.com – Gelaran tes pramusim MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit tinggal menghitung hari. Tes akan dijadwalkan mulai tanggal 11-13 Februari. Beberapa logistik para pembalap pun sebagian sudah berdatangan di Sirkuit Mandalika.

Untuk mensukseskan even ini, pemerintah NTB akan menerapkan sistem bubble bagi pembalap dan kru yang tiba dari luar negeri ini. Terkait sistem bubble tersebut, pemerintah melalui sinergi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi dan Dinas Kesehatan (Dikes) NTB siap memberikan bantuan dan dukungan pada tim yang bertugas di lapangan.

Apa Itu SISTEM BUBBLE?

Sistem bubble adalah sistem yang memisahkan seseorang yang memiliki risiko terpapar Covid-19, baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas dengan masyarakat umum dan disertai pembatasan interaksi hanya pada orang di dalam satu area kegiatan. Hal itu dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, M.M., MARS., kepada wartawan, Jum’at (4/2).

Dijelaskan dokter Fikri, jika para pembalap dan kru MotoGP 5 hari berada di sirkuit, artinya 3 kali akan dilakukan pemeriksaan PCR. Pemeriksaan dilakukan saat datang, tengah dan mau pulang. Kalau mereka setelah 5 hari berada di bubble dan sesuai dengan Surat Edaran No 4 Tahun 2022, bagi yang sudah vaksinasi sekali, harus dilakukan karantina selama 7 hari, tapi kalau sudah divaksin 2 kali harus menjalani masa karantina selama 5 hari.

“Jadi setelah 5 hari divaksin 2 kali dalam hotel itu bebas keluar, setelah tes PCR. Artinya, sudah melakukan karantina dalam bubble. Tapi kalau masih dalam bubble tadi, kalau sudah negatif, kru dan pembalap itu, aktivitas itu masih dalam bubble yang sudah ditentukan. Jadi bubble yang kita maksud di sini adalah bandara, hotel karantina, sirkuit dan rumah sakit rujukan,’’ terangnya.


Sementara Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., M.H., atau yang akrab disapa ‘Dokter Jack’ itu menilai, penerapan sistem bubble sangat bagus di tengah penyebaran Covid-19, khususnya varian Omicron. Menurutnya, dengan sistem bubble ini akan mengurangi penyebaran Omicron khususnya di NTB.

Dokter Jack menerangkan, pada penerapan sistem bubble nantinya para pembalap dan kru begitu tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid akan menjalani swab. Setelah itu, akan dipisahkan mana kru dan pembalap yang hasilnya positif dan negatif. Bagi pembalap yang positif akan dikarantina di Hotel Poltekpar Lombok saat MotoGP, sementara tes pramusim pembalap akan dikarantina di Grha Gemilang RSUP NTB.

“Kapasitas di Grha Mandalika ada 30 an dan bisa ditambah nanti. Sementara bagi kru yang lain bisa disiapkan di Mawun dan kami izin pada Bapak Gubernur menggunakan Aula Poltekkes. Kemudian kita bisa menggunakan Asrama Haji,’’ terang dokter Jack.

Sementara bagi kru atau pembalap yang hasilnya negatif akan dibawa ke masing-masing hotel yang sudah ditentukan. Selama di hotel para pembalap dan kru MotoGP akan dilakukan pengawasan dengan melibatkan tenaga kesehatan, baik yang ada di RSUD Provinsi NTB maupun tenaga kesehatan di Lombok Tengah.

“29 puskesmas yang ada di Loteng kami libatkan. Sehingga sistem bubble sangat terkunci. Masuk, ya ndak boleh keluar,’’ pungkasnya. (Red)

Tags: